• +62331-334988, 330738
  • english.fkip@unej.ac.id
  • Jalan Kalimantan No. 37, Sumbersari, Jember

Dosen Muda “Berulah” Kembali!

Disaaat kita mendengar kata “berulah”, maka konotasi negative yang akan muncul di dalam benak kita. Hehehe…..Pasti kita akan bertanya – tanya, kesalahan apa yang telah dilakukan oleh Dosen Muda tersebut? Apakah akan mencoreng Nama Baik Institusi?

Namun pada kesempatan kali ini, berulah yang dimaksud adalah dalam hal positif, Dosen Muda milik Prodi Pendidikan Bahasa Inggris “berulah” dalam berbagi keilmuwan mereka pada generasi guru Bangsa Indonesia, yang mana kali ini Dua Dosen Muda Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Jember berbagi dengan kalangan mahasiswa terkait dengan keilmuwan Translation (Penerjemahan). Dua Dosen Muda tersebut adalah David Imamyartha dan Mutiara Bilqis.

Sabtu, 03 Juli 2021, Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Bahasa Inggris yang di kenal dengan sebutan ESA menggandeng David dan Bilqis untuk berbagi informasi dan knowledge dalam acara Online Workshop yang bertajuk “Reaching the Bright Future with Translation : Building and Promoting Translation Skill in Digital World”. Kegiatan yang dimulai dari pukul 08.00 – 15.00 WIB mampu menarik perhatian sekitar 170 peserta. Dalam kegiatan workshop ini, peserta akan mendapatkan pemaparan materi dari setiap pembicara kurang lebih sekitar masing – masing 45 menit dan dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk melakukan proses penerjemahan dan pada akhirnya akan mendapatakan feedback dari 2 pemateri tersebut.

Pada kesempatan kali ini, Mutiara Bilqis, S.Pd., M.Pd. mencoba untuk mengupas habis tentang Introduction to Translation. Komponen – komponen apa yang penting dan harus diperhatikaan saat melakukan proses penerjemahan. Yang mana seorang penerjemah harus memperhatikan Source Language dan Target Language. Disamping itu, tantangan terbesar bagi penerjemah adalah bagaimana hasil terjemahan itu memiliki soul of the message, intinya adalah bagaimana merubah secara konteks Bahasa namun tidak merubah isi dari inti text dan culture yang ada di dalam text tersebut.

Tidak mau kalah dengan seniornya, David Imamyartha, S.Pd., M.Pd. mengangkat judul The Translation of Academic Text. Ia membahas tentang Translation Strategy. Seorang penerjemah harus mampu menerapkan strategi tersebut yang mana terdapat 3 startegi yaitu: Structural, Semantics, and Pragmatics Strategies. Dalam kita melakukan proses penerjemahan akademik, hal – hal yang perlu diperhatikan adalah disciplinary content, style acquaintance, and language proficiency. Lebih dari itu, menjadi seorang penerjemah Academic Translation harus memahami juga akan karakteristiknya yaitu: specific terminology, impersonality, grammatical complexity, and precision.

Jadi kesimpulannya, Penerjemahan adalah kegiatan mental di mana makna wacana linguistik diberikan dari satu bahasa ke bahasa lain. Ini adalah tindakan mentransfer entitas linguistik dari satu bahasa ke padanannya ke dalam bahasa lain. Lebih dari itu, penerjemahan adalah suatu tindakan dimana isi suatu teks dipindahkan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran (Foster, 1958). Bahasa yang akan diterjemahkan disebut bahasa sumber (Bsu), sedangkan bahasa yang akan diterjemahkan ke atau yang dituju disebut bahasa sasaran (Bsa). Penerjemah perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang bahasa sumber dan bahasa sasaran, di samping kepekaan linguistik yang tinggi karena hasil penerjemahan harus menyampaikan maksud, pemikiran, dan pendapat asli penulis dalam versi terjemahan setepat mungkin.

 

Jurnalis: Rizki Febri